17 Mei 2009

HIJAB CAHAYA

Hijab adalah sesuatu yang menjadi penghalang/tirai, sehingga orang tersebut tidak dapat melihat sesuatu dibalik tirai/penghalang tersebut.

Sesungguhnya tidak ada hijab antara Allah dengan hambaNYA, justru karena Allah Maha Dzohir/NYATA si hamba menjadi terhijab "melihat Allah". Contohnya terangnya cahaya matahari diwaktu siang sehingga kita tidak dapat melihat wujud matahari itu sendiri. ( ini hanya perumpaan lho untuk memudahkan akal memahami, Maha Suci Allah untuk dapat diumpakan dengan ciptaanNYA).

Allah menghijabi (bukan Allah terhijab ya..jng dibalik) makhluknya dengan hijab kegelapan dan hijab cahaya. Hijab kegelapan contohnya kemaksiatan itu sudah jelas, yang namanya gelap karena tidak ada cahaya. Tapi ini Hijab cahaya, lho kok bisa ya jadi hijab bukannya makin jelas khan cahaya ?

Sesungguh perintah-perintah Allah yang kita kerjakan dan larangan-larangan Allah yang kita tinggalkan adalah cahaya untuk menuju kepadaNYA. Tapi justru ketaatan tersebut dapat menjadi hijab antara hamba dengan Allah karena adanya selain Allah yang menjadi tujuan kita taat.

Ada beberapa Hijab Cahaya yang harus kita ketahui dan berusaha kita lampai untuk sampai kepada tahapan IHSAN..

Contoh Hijab Cahaya Pertama :

Sholat berjamaah di masjid adalah perintah Allah melalui RasulNYA, tapi karena kita sholat berjamaah dimasjid tujuannya karena biar dibilang orang sholeh, biar dibilang ahli ibadah, karena nggak enak rumah kita dekat masjid, dan lain sebagainya selain untuk Allah maka itu bisa menjadi hijab bagi hamba dengan Allah. Lebih tragis lagi kita seolah merasa sdh dekat sama Allah karena tlh menjalankan perintahNYA kenyataannya kita malah terlempar jauh dari Ridho ALLAH. wah sereem banget.. naudzubillah

Contoh Hijab Cahaya Kedua :

Ok deh, atas anugerahNYA kita dapat melampaui Hijab Cahaya Pertama, tidak ada tujuan selain Allah dalam pelaksaan ibadah sholat berjamaah.Tetapiii, sesudah melaksanakan sholat berjamaah belum ada kesadaran dalam diri kita bahwa sholat yang barusan kita kerjakan adalah semata anugerahNYA, sama sekali bukan ikhtiar kita.
Coba kita renungi perlahan :
1. Siapa yang melintasi dihati sehingga kita mau sholat ? (kapan kita memerintah hati dan akal kita?)
2. Siapa yang menyediakan waktu luang sehingga kita bisa sholat ? (sejak kapan kita bisa menciptakan waktu ?)
3. Siapa yang menjadikan kita masih sehat phisik sehingga dapat melaksanakan dan menyempurnakan rukun-rukun sholat. (khan bisa saja tiba2 kena serangan jatung ketika berjalan dll dsb, he..he..)
(Untuk lebih jelas coba buka catatan saya Hakikat Diri & Dzikrullah)

Karena kita masih melihat amal dan diri kita dalam pelaksaan ibadah sholat tsb maka kita masih terhijab untuk "memandang" SANG PENYEBAB PERTAMA sehingga pelaksanaan ibadah tsb terjadi." Memandang" disini bukalah dengan mata Dzohir tetapi mata Hati atau ada yang menyebut dengan Kesadaran Jiwa atau apapun namanya tidak masalah (asal bukan mata-mata aja...)

Syariat yang "diturunkan" Allah adalah cahaya untuk hamba untuk menuju kepadaNYA, supaya si hamba tidak tersesat dalam "perjalanan". Tanpa syariat si hamba menjadi tersesat. Disamping pelaksanaan syariat Allah harus dibarengi dengan adab hati/batin sebagai konsekwensi keimanan kita. Karena iman ada dihati maka perlu juga hati itu "disuruh ibadah" supaya iman subur, berkembang, dan akar menghujam ke semakin dalam. Iman yang kokoh akan menopang keyakinan hamba kepada Tuhannya tidak gampang goyah.
Misalnya : sempit dan lapang masalah rejeki tidak menggoyahkan dia untuk selalu sholat malam dan sholat dhuha. Cobaan hidup yg terus menerus tidak menggoyahkan dia untuk berhenti berdoa dan lain sebagainya.Pelaksanaan Syariat disini bukan sebatas rukun islam saja, termasuk didalamnya yaitu syariat mengenai bekerja, berdoa, berzikir, bertetangga, hormat kpd orang tua, berumah tangga, mendidik anak, bahkan sampai ke hal-hal terkecil misalnya adab di wc,adab bersetubuh, adab makan,minum, bahkan tidur ada adabnya.

Pokoknya seluruh syariat itu ajaran perintah dan larangan ALLAH mengenai hidup dan kehidupan 24 jam.Nah dalam menjalani Syariat 24 jam ini janganlah sampai melalaikan hati dari mengingat ALLAH. Dari mulai mengingat ALLAH selalu didalam hati sambil menjalankan seluruh syariatNYA, maka makin terang pula mata hati kita sehingga MENGINGAT dapat meningkat menjadi MENYAKSIKAN Allah dibalik segala sesuatu, sehingga hati ini ridho, sehingga jiwa ini tenang, sehingga rasa KEDEKATAN kepada ALLAH selalu "bersemayam" dalam hati kita.

Dibalik hijab ALLAH selalu memanggil " Wahai Jiwa yang tenang , kembalilah kepadaKU hati yang Ridho, dan AKU ridho kepadamu....

15 Mei 2009

HAKIKAT CINTA

Cinta, yap.. memang "gara-gara" 5 huruf itu dunia ini tidak pernah sepi, rameee terus penuh hiruk pikuk dan carut marut juga. "Gara-gara" 5 huruf itu pula manusia berbondong-bondong menjalankan ibadah kepada Tuhannya.

Coba kita perhatikan dan amati serta tanya kepada diri sendiri :

1. Kenapa kita bekerja ?
2. Kenapa kita menikah ?
3. Kenapa kita beribadah ?
dan lain sebagainya deh...

Jawaban terdalamnya adalah : KARENA KITA CINTA KEPADA DIRI SENDIRI.....

Itulah maqom Cinta Yang Rendah.
Eit..jangan ngeles deh.

Nih ulasan berikutnya :

1. Coba seandainya kerjaan kita bikin kita rugi melulu atau gagal melulu apalagi sampai ninggalin hutang banyak...(kecuali penipu ya ..) pasti deh kita benci dan tidak cinta lagi sama kerjaan itu dan beralih ke kerjaan yang lain. Karena kerjaan yang merugikan itu TIDAK MENGUNTUNGKAN UNTUK DIRI KITA

2. Coba seandainya istri / suami yang kita nikahi kepergok lagi selingkuh dengan orang lain, wuah.. pasti langsung talak 100 deh. Karena istri/suami kita sudah TIDAK MENYENANGKAN DIRI KITA.

3. Lalu mengenai ibadah juga kalau didasari Cinta yang rendah pasti pengen balasan segera misalnya : biar hidup nggak susah, biar rejeki lancar, biar dihormati orang sekampung, teman kerja dll deh yang motifnya selain ALLAH.
Seandainya rejeki dan hidup Allah coba dengan penuh cobaan dan musibah, biasanya timbul keraguan dalam hatinya : " kok aku ibadah , tapi hidup makin susah ya.. wah jangan..jangan Allah nggak adil nih, jangan-jangan Allah pilih kasih nih.. bahkan jangan-jangan Allah nggak ada ". Karena ibadah kita TIDAK MENGUNTUNGKAN DIRI KITA.

Tapi ada rahasia dan hikmah dari Allah, kenapa ya Allah ciptakan cinta pada diri sendiri begitu dominan dihati makhluknya sehingga DUNIA INI HIDUP DAN RAMAI TETAPI SESUNGGUHNYA MATI DAN SEPIIII ....??

Saya coba mengurai apa yang Allah lintaskan dihati saya.. ( mohon koreksinya apabila keliru .. )Ini nanti akan berujung kepada Hakikat Cinta itu sendiri yang disebut maqom Cinta Tertinggi..

Allah "ketika melihat" esensi zatNYA lalu DIA sangat cinta kepada DIRINYA SENDIRI, lalu seluruh Asma-asma dan Sifat-sifatnya yang saling meliputi ( maka nya Alllah itu Esa dalam asma,sifat dan Dzat NYA) "menghendaki" pen-dzhohiran (krn Adz Dhohir Allah meliputi juga seluruh Nama dan SifatNYA), untuk menunjukan pada DIRINYA sendiri akan KESEMPURNAANNYA, KEAGUNGANNYA dan KEINDAHANNYA..

Lalu sebagai manusia merupakan salah satu 'bayang-bayang' asma,sifat NYA, maka manusia mendapat juga manifestasi akan cintaNYA Allah pada DIRI SENDIRI..
Hanya manusia yang belum mendapat petunjuk Allah, berhenti pada wujudnya sendiri. Tetapi manusia yang telah diberi Allah petunjuk sehingga mata hatinya terbuka mengenai hakikat dirinya, tidak berhenti pada wujudnya sendiri tapi diteruskan ke WUJUDNYA SENDIRI (dlm huruf besar semua) yaitu ALLAH.
Karena Allah lah yang pantas disebut SENDIRI ( ya Qoyyum = yang berdiri sendiri ),
manusia dan seluruh makhluq tidak dapat menyandang sebutan sendiri, karena bergantung secara jasmani dengan makluq/ciptaan Allah yang lain (seperti manusia membutuhkan air untuk hidupnya), dan secara ruhani bergantung sekali kepada WUJUD ALLAH..

Itulah yang disebut dengan maqom CINTA TERTINGGI.. yaitu CINTA ALLAH PADA DIRINYA SENDIRI...

14 Mei 2009

LAAAA ILAHA ILLALLAH

Yap. kita yakin tidak ada ila selain Allah.Tapi cuma yakin doang ?? Jangan ah, harus ainul yakin bahkan haqul yakin dimana hati, jiwa, dan ruh tidak berpaling dari mamandangNYA.Bahasanya begini, nih... Laaaa dimaksudkan meniadakan seluruh daya upaya ciptaan-ciptaan Allah termasuk kita yang ada hanya daya upaya Allah atau disebut Qudrah dan Iradah Allah yang terpancar melalui seluruh Asma2 dan Sifat2 NYA yang Maha Meliputi segala sesuatu.Ila pada kalimat tauhid tersebut dapat diartikan segala sesuatu selain Allah yang terlepas dari Qudrah dan IradahNYA, makanya disebut ilah atau tuhan-tuhan. Kalau kita masih beranggapan ada makhluk/ciptaan Allah yang dapat mendatangkan manfaat dan mudharat termasuk diri kita, berarti kita telah mengadakan ilah-ilah selain Allah pada hati dan jiwa kita.Illalah artinya kecuali ALLAHAlam semesta dan makluq hidup yang ada didalamnya hanyalah bayangan dari pelaksanaan dari Qudrah dan IradahNYA. Dibalik alam semesta dan seisinya hanyalah Allah yang Maha Memelihara, hanyalah Allah yang Maha Mengatur sesuai dengan 'pancaran'/manifestasi dari seluruh NamaNYA, SifatNYA dan AfalNYA. Tidak ada sekutu bagiNYA, Tidak ada Saingan BagiNYA bahkan tidak ada sesuatu di SISINYA.Wujud yang hakiki hanyalah wujud / keberadaan ALLAH, kalau alam semesta berserta makhluq didalamnya hanya wujud karena diwujudkan oleh Allah, tidak ada ruang bebas bagi wujud ciptaanNYA yang lepas dari QUDRAH dan ILMU NYA.Maka itu dihati kita coba kita bunyikan Allah..Allah..Allah supaya kita dapat anugerah istiqomah dalam berzikir, anugerah kedekatan(QURB) , anugerah musyahadah (Penyaksian) dan anugerah Fana dan Baqo "didalam" diriNYA.Tidak ada cara lain kecuali harus menapaki zikir Allah..Allah dihati untuk "mencapai"-NYA, lalu semuanya terserah ALLAH, jangan pernah memaksak ALLAH untuk kita diberi maqom/kedudukan/derajat ruhani.