Kebanyakan orang mengganggap bahwa rela/ridho indentik/sama dengan pasrahnya jasad dalam menerima apapun yang didatangkan Allah pada dirinya, sehingga menjadikannya malas untuk berikhtiar, bekerja dan berusaha.
Sungguh jauh sekali perbedaannya !!!
Justru orang yang hati ridho dia semakin produktif, lho kok bisa ??
Khan dia sudah tidak menginginkan apa2, cukup dengan keadaannya ?
Begini mas, bapak, mbak, ibu :
Suasana hati hamba Allah yang telah dikarunia Ridhonya Allah sehingga hatinya ridho menerima ketentuan Allah menjadikan dan menyinari akal fikirannya menjadi terang benderang, selalu memandang kedepan, selalu menyongsong dan melaksanakan kehidupan didepannya dengan gembira.Rela/ridho yang dimaksud disini adalah rela/ridhonya hati/batin dalam menerima segala sesuatu yang didatangkan Allah, baik berupa senang, susah, lapang maupun sempit.
Hati yang ridho dapat "diupayakan" oleh manusia (atas anugerah Allah) dengan cara : "JANGAN PALINGKAN HATI DARI MENGINGAT ALLAH untuk melihat terlebih berangan-angan atas sesuatu yang didatangkan oleh Allah "
Contoh nyatanya, misalnya : kita mendapatkan bonus dari kantor, karena hati lalai mengingat Allah biasanya langsung kita berfikir dan berencana dengan bonus tersebut, lalu karena rencana2 tersebut setelah ditotal total kebutuhannya nggak mencukupi dengan uang bonus tersebut, sehingga kita menjadi kecewa, merasa kurang, merasa nggak puas kok bonusnya cuma segini... Dan seterusnya yang menyebabkan kita :
1. Kufur nikmat,
2. Menjadikan hati menjadi sempit.
3. Menginginkan yang bukan menjadi bagian kita,
4. Pikiran terbebani sehingga sedikit banyak menghambat produktifitas kita, dan lain sebagainya.
Itu semua karena hati tidak ridho atas bonus yg memang telah menjadi bagian kita.Padahal kalau hati kita ridho menerima bagian kita, kita akan lebih enak untuk melangkah kedepan karena jiwa menjadi lapang dan tidak terbebani. Dia jarang melihat "kebelakang", kalau pun melihat hanya untuk pelajaran kedepan bukan untuk disesali dan diratapi.
Dia menyadari bahwa hidup ini kedepan bukan kebelakang.Si hamba yang hatinya ridho menganggap ikhtiarnya adalah BENTUK DARI UBUDIYAH (PENGABDIAN) KEPADA RABB nya. Dan pengabdian itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya, seoptimal mungkin sesuai kemampuan yg Allah berikan kepada dirinya. Jika dia bekerja sebagai cleaning service, dia menjalankan tugas2nya dengan sebaik mungkin, sebersih mungkin, serajin mungkin. Jika dia pengusaha dia menjalankan usahanya dengan baik, dengan rencana yg baik, supaya hasil dapat untuk kemaslahatan orang banyak, supaya banyak orang dapat mengambil manfaat dari usahanya. Jika dia gagal dalam usahanya dia tidak putus asa dia selalu berikhtiar sebaik mungkin untuk melanjutkan atau beralih ke usaha yg lain. Dia tidak berhenti dan mengeluh, dia terus beraktifitas dalam rangka pengabdian kepada Rabbnya sambil terus hatinya mengingat Allah. Jika dia ibu rumah tangga, dia akan mengasuh anaknya dengan baik sesuai syariatNYA, dia menjaga kehormatannya dan kehormatan suami dan keluarganya, dia dengan gembira menjalankan tugas2 rumah tangganya tanpa beban.Semua itu bisa terjadi karena hatinya ridho Allah posisikan dia sebagai cleaning service, sebagai pengusaha, sebagai ibu rmh tangga dan lain sebagainya.Coba kita renungkan dan telaah, jika hati kita tidak ridho, berapa banyak waktu terbuang karena kita banyak mengeluh, takut berusaha karena trauma kegagalan, membanding bandingkan rejeki yg kita terima dengan rejeki orang lain. Justru itu yang membuat kita tidak produktif.Hati yang ridho juga tidak melarang dia untuk mencari pekerjaan yang lebih baik selama tidak melanggar syariatNYA. Sering hati yg ridho dijadikan alasan atas kemalasannya untuk berbuat lebih baik.
Ridho sering dijadikan tameng supaya dia lepas dari tanggung jawab, ikhtiar dan ibadah.Ini sama sekali bukan mencerminkan hati yg Ridho. Ucapan "ah saya mah ridho dengan penghasilan saya biarpun setiap bulan tambah hutangan diwarung", " ah saya mah ridho dengan musibah ini makanya saya tidak usaha dulu" , " ah saya mah ridho karena belum bisa sholat, baca quran" dan lain sebagainya. Ucapan ucapan tersebut diatas kalau lebh kita perhatikan adalah UCAPANNYA HAWA NAFSU. Ya !!
Nafsu pengen nyantai, nafsu ingin lepas tanggung jawab terhadap keluarga, nafsu males sholat dan ngaji.Kesimpulannya ridho di hati akan menyebabkan dia semakin rajin ibadah, semakin rajin ikhtiar dan berusaha sebaik mungkin sesuai dengan bidangnya saat ini. Dan ikhtiar dan ibadahnya tidak menyebabkan hatinya lalai dari Allah, selalu berserah diri kepada Allah, selalu merasa butuh Allah, selalu ingin dengan Allah, selalu ingin berjumpa dan "memandang" Allah didunia ini dan akhirat nanti.
Semoga bermanfaat.
11 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar