Sungguh !! Banyak manusia durhaka kepada Tuhannya, sampai-sampai Tuhanpun berkata " wahai manusia, apa yang membuatmu durhaka kepada Tuhanmu yang Maha Pemurah ? "
Tidak usah dibenak kita berfikir siapa ya orangnya ? Segera lihat tanda2 didalam diri kita sendiri !!!
Tanda-tandanya :
1. Hati kita lebih banyak "ngurus" anugerah Allah dibandingkan banyak mengingat Si Pemberi Anugerah tsb yaitu Allah SWT,
contoh yg kecil : kita facebook-an adlh anugerah Allah sehingga kita bisa saling bersilahrohim, saling mengenal, menambah ilmu & wawasan dll, Lho kok hati kita waktu facebook-an sunyi dari berdzikir menyebut asmaNYA. Wah gawat tuh..khan nggak lucu apabila umur kita berakhir pada saat kita facebook-an pd saat itu hati terisi penuh dng FB, nanti di alam barzhak ditanya oleh malaikat Munkar Nakir, "Man Rabbuka ? (Siapa Tuhanmu)" lalu kita jawab "Facebook !!" (he..he..)
2. Kita asyik FB-an sehingga menunda2 hal yg lebih utama(wajib) hukumnya, seperti sholat, bekerja, belajar, ngurus anak, ngurus suami..( kasian tuh suami gigitin selimut aja..)
Dari dua contoh kecil diatas bisa jadi barometer apakah kita termasuk manusia yg durhaka kepada Tuhannya atau tidak (karena yg baca ini pasti ikutan FB).
Belum lagi contoh yg nyata dalam hidup kita sehari-hari, misalnya anugerah Allah berupa pekerjaan, sehat, makan, minum, jabatan, kekuasaan, istri /suami yg cakep, anak2, termasuk anugerah taat beribadah, dll yg tidak terhitung bahkan dikala kita sedang sakit dan kena musibah, TETAP anugerah Allah tidak TERHITUNG banyaknya.
Jangan kita coba2 menghitung...Sering kita yg dalam kelapangan mengklaim bahwa hasil yg kita dapat (termasuk didalamnya ibadah yg kita kerjakan) adalah hasil ikhtiar kita, hasil prestasi kita, akibat kerja keras kita, akibat akal kita yg pintar, bahkan akibat pilihan kita. Pada saat yg sama kita telah mengesampingkan peran Allah dalam hidup kita. Audzubillah ..
Itu semua termasuk dalam katagori durhaka kepada Allah.
Padahal semua itu semata anugerah dan pertolongan Allah..Sungguh !! Seluruh hasil ibadah dan ikhtiar kita hanya dapat kita:
1. Istighfari (banyak mohon ampun sama Allah, karena didalam menjalakan ibadah dan ikhtiar hati kita banyak lalai mengingat asmaNYA dan banyak cacat2nya dan tidak sempurna dlm melaksanakannya, padahal setiap selesai khutbah jumat, khotib selalu mengingatkan kita " .. Wala dzikrullahu Akbar.." (mengingat Allah itu Akbar/besar atau zikir Allah..Allah (dihati) itu Akbar). Mulai sekarang coba kita niatkan seluruh ibadah dan ikhtiar kita dibarengi mengingat Allah dihati terus menerus dan untuk kita berserah diri, untuk kembali kepadaNYA, supaya mendapatkan ampunan dan RidhoNYA semata sehingga kita dapat "dekat" dan "berjumpa" denganNYA didunia dan diakhirat.
2. Bersyukur, karena harus disadari bahwa ibadah dan ikhtiar kita adalah semata anugerah dan pertolonganNYA, lain tidak... Padahal kalau kita ingat2 betapa hinanya kita, betapa kotornya kita, kok Allah "masih mau ya " menghendaki kita sehingga kita bisa ibadah dan ikhtiar. Allahu Akbar !!!!...
3. Syukur kepada Allah atas anugerahNYA sehingga kita bisa istighfar dan bersyukur.Jangan dikira kita bisa istghfar dan bersyukur karena upaya kita, itu juga adalah anugerah dan pertolonganNya semata.Semoga bermanfaat bagi saya khususnya dan rekan-rekan semua.
Laa haula wala quwata illa billah..
Wassalam
03 Juni 2009
Memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan Makhluk.(al-falaq.2)
Kenapa ya, Allah memerintahkan waspada dari kejahatan makhlukNYA, lalu siapa makhluk yg dimaksud itu ?
Yang disebut makhluk adalah segala sesuatu selain Allah, termasuk diri kita dan alam semesta yg zahir maupun yg gaib, yg bernyawa maupun yg tidak bernyawa.Kita ambil contoh yang nyata dan sehari2.
Terkadang kita mengalami sesuatu sehingga hati kita cemas, takut akan rizki kita (misalnya sdg kena PHK). Saat itu hati kita terisi oleh masalah rizki, ragu akan pemeliharaan Allah sehingga hati kita lalai mengingat Allah. Karena selain Allah dihati adalah kegelapan dan kegelapan itu kita nikmati sehingga hati kita bertambah pekat kegelapannya. Yang dimaksud dng kegelapan yg dinikmati adalah kita semakin khawatir dan cemas serta semakin lalai bahkan sdh tidak pernah dihati mengingat Allah.Kegelapan itu seperti menyihir diri kita sehingga orientasi/tujuan kita berubah yaitu untuk pemenuhan-pemenuhan kebutuhan dunia kita. Ikhtiar kita telah melibatkan kegelapan dihati kita sehingga diri kita lahir dan batin sedikit demi sedikit meninggalkan Allah, meninggalkan syariat2NYA. Begitu pula masalah2 yg lainnya, yg datang selalu silih berganti dalam kehidupan kita. Tanda tandanya bahwa masalah yg terjadi telah menjadi kegelapan yg siap menyihir diri kita adalah hati kita mulai lalai dari mengingat Allah, satu menit lalai, kemudian 1 jam lalai, dan seterusnya.
Mengingat Allah dihati dibarengi menjalankan syariatNYA adalah barometer kehambaan seseorang terhadap Rabb nya. Memohonlah kita kepada Allah supaya kita selalu dilindungi dari kegelapan makhluk yang dapat berubah menjadi penyihir yg siap meniup buhul keimanan di hati kita sehingga kita menjadi jauh dari Allah.Banyak banyak mengingat Allah dihati salah satu cara tercepat untuk mmengusir Kejahatan Kegelapan Makhluk. Karena nama Allah mengandung namaNYA yaitu An-NUR (cahaya), sedangkan apabila cahayaNYA telah terbit dihati kita niscaya kegelapan akan menyingkir, sehingga jiwa menjadi tenang melaksanakan kehidupan ini yg memang dunia ini sdh di cap "Full Problem" dari "sononya". Kelar satu masalah datang yg lain silih berganti.Segala sesuatu adalah dari NYA dan hanya kepada NYA lah semua akan kembali.Cepat kembali kepada Allah, untuk berserah diri kepada Allah, untuk mendapatkan ampunan dan Ridho NYA. amin..
Laa haula wala quwata ila Billah..
Kenapa ya, Allah memerintahkan waspada dari kejahatan makhlukNYA, lalu siapa makhluk yg dimaksud itu ?
Yang disebut makhluk adalah segala sesuatu selain Allah, termasuk diri kita dan alam semesta yg zahir maupun yg gaib, yg bernyawa maupun yg tidak bernyawa.Kita ambil contoh yang nyata dan sehari2.
Terkadang kita mengalami sesuatu sehingga hati kita cemas, takut akan rizki kita (misalnya sdg kena PHK). Saat itu hati kita terisi oleh masalah rizki, ragu akan pemeliharaan Allah sehingga hati kita lalai mengingat Allah. Karena selain Allah dihati adalah kegelapan dan kegelapan itu kita nikmati sehingga hati kita bertambah pekat kegelapannya. Yang dimaksud dng kegelapan yg dinikmati adalah kita semakin khawatir dan cemas serta semakin lalai bahkan sdh tidak pernah dihati mengingat Allah.Kegelapan itu seperti menyihir diri kita sehingga orientasi/tujuan kita berubah yaitu untuk pemenuhan-pemenuhan kebutuhan dunia kita. Ikhtiar kita telah melibatkan kegelapan dihati kita sehingga diri kita lahir dan batin sedikit demi sedikit meninggalkan Allah, meninggalkan syariat2NYA. Begitu pula masalah2 yg lainnya, yg datang selalu silih berganti dalam kehidupan kita. Tanda tandanya bahwa masalah yg terjadi telah menjadi kegelapan yg siap menyihir diri kita adalah hati kita mulai lalai dari mengingat Allah, satu menit lalai, kemudian 1 jam lalai, dan seterusnya.
Mengingat Allah dihati dibarengi menjalankan syariatNYA adalah barometer kehambaan seseorang terhadap Rabb nya. Memohonlah kita kepada Allah supaya kita selalu dilindungi dari kegelapan makhluk yang dapat berubah menjadi penyihir yg siap meniup buhul keimanan di hati kita sehingga kita menjadi jauh dari Allah.Banyak banyak mengingat Allah dihati salah satu cara tercepat untuk mmengusir Kejahatan Kegelapan Makhluk. Karena nama Allah mengandung namaNYA yaitu An-NUR (cahaya), sedangkan apabila cahayaNYA telah terbit dihati kita niscaya kegelapan akan menyingkir, sehingga jiwa menjadi tenang melaksanakan kehidupan ini yg memang dunia ini sdh di cap "Full Problem" dari "sononya". Kelar satu masalah datang yg lain silih berganti.Segala sesuatu adalah dari NYA dan hanya kepada NYA lah semua akan kembali.Cepat kembali kepada Allah, untuk berserah diri kepada Allah, untuk mendapatkan ampunan dan Ridho NYA. amin..
Laa haula wala quwata ila Billah..
Sebuah Contoh Hati yang Ridho
Setiap kejadian dari sisi iman dihati ada Af'al NYA (Pekerjaan Allah). dibalik kejadian ada hikmah dan pelajaran dari NYA bagi kaum yg diberi PetunjukNYA dan yg dikehendakiNYA.
Coba kita lihat orang yg berenang di kolam renang maupun di pantai (berenang ya..!! Bukan main air atau cuci mata, he..he ). Untuk yg berakal jadi sebuah itibar. Kenapa ya mereka bisa "ngambang diair", bisa kesana kemari tanpa takut tenggelam ? Sesungguhnya bukan krn mereka belajar bagaimana cara berenang itu sendiri. Yang terpenting dalam berenang itu adalah rasa hati dan jiwa yg pasrah dan tidak protes kalau kita berada di air. Mereka merasa senang kepada air dan akhirnya mereka bisa "bercengkrama" dng air.
Coba kita bayangkan kalau kita sdg berenang dikolam yg dalam, lalu hati kita tidak nyaman,khawatir ada apa2 nantinya, perhatian kita kpd jarak yg akan kita seberangi.. Wah..yakin saya pastilah baru dapat jarak 10 meter kita sdh habis tenaga, dlm berenangpun mencapai tepian tidak dapat kita nikmati. Dan akhirnya kita kehabisan nafas dan tenggelam (bendera kuning..deh).
Begitu juta dalam mengarungi lautan takdir Allah, harus kita latih hati dan jiwa kita agar senang dan suka akan takdir kita yg sdh ditetapkan oleh Allah (Didalam hati ya.. Tidak ada sangkut pautnya dng ikhtiar yg terbenani syariat yaitu ikhtiar). Sehingga diri kita mengarungi lautan takdir hidup kita (tetap dlm konteks patuh pd syariat dan mengEsakan Allah) hati dan jiwa kita tenang, ridho sehingga diri kita "selaras" dng takdirNYA lahir dan batin. Bahkan diri kita menjadi TakdirNYA itu sendiri, diri kita menjadi ""KEHENDAKNYA" itu sendiri. Dimana situasi hati kita tidak ada protes bahkan mata hati kita selalu dapat ber musyahadah (menyaksikan) SANG PEMBUAT TAKDIR dibalik lautan takdirNYA.
Itulah juga yg dimaksud dng menjadi Hamba ALLAH.. Seperti bayangan manut saja dng pemilik bayangan.
Semoga.. amiin ya Rabb..
Coba kita lihat orang yg berenang di kolam renang maupun di pantai (berenang ya..!! Bukan main air atau cuci mata, he..he ). Untuk yg berakal jadi sebuah itibar. Kenapa ya mereka bisa "ngambang diair", bisa kesana kemari tanpa takut tenggelam ? Sesungguhnya bukan krn mereka belajar bagaimana cara berenang itu sendiri. Yang terpenting dalam berenang itu adalah rasa hati dan jiwa yg pasrah dan tidak protes kalau kita berada di air. Mereka merasa senang kepada air dan akhirnya mereka bisa "bercengkrama" dng air.
Coba kita bayangkan kalau kita sdg berenang dikolam yg dalam, lalu hati kita tidak nyaman,khawatir ada apa2 nantinya, perhatian kita kpd jarak yg akan kita seberangi.. Wah..yakin saya pastilah baru dapat jarak 10 meter kita sdh habis tenaga, dlm berenangpun mencapai tepian tidak dapat kita nikmati. Dan akhirnya kita kehabisan nafas dan tenggelam (bendera kuning..deh).
Begitu juta dalam mengarungi lautan takdir Allah, harus kita latih hati dan jiwa kita agar senang dan suka akan takdir kita yg sdh ditetapkan oleh Allah (Didalam hati ya.. Tidak ada sangkut pautnya dng ikhtiar yg terbenani syariat yaitu ikhtiar). Sehingga diri kita mengarungi lautan takdir hidup kita (tetap dlm konteks patuh pd syariat dan mengEsakan Allah) hati dan jiwa kita tenang, ridho sehingga diri kita "selaras" dng takdirNYA lahir dan batin. Bahkan diri kita menjadi TakdirNYA itu sendiri, diri kita menjadi ""KEHENDAKNYA" itu sendiri. Dimana situasi hati kita tidak ada protes bahkan mata hati kita selalu dapat ber musyahadah (menyaksikan) SANG PEMBUAT TAKDIR dibalik lautan takdirNYA.
Itulah juga yg dimaksud dng menjadi Hamba ALLAH.. Seperti bayangan manut saja dng pemilik bayangan.
Semoga.. amiin ya Rabb..
HIJAB CAHAYA Bag. 2
Ada lagi hijab cahaya itu berupa ilmu.
Ya memang ilmu itu adalah cahaya yg menerangi kegelapan, seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, itupun disebut mendapat cahaya.Tetapi banyak orang yg berilmu baik itu ilmu pengetahuan maupun ilmu agama justru malah terhijab dari Allah.Hati mereka lalai mengingat apalagi menyaksikan Allah dalam anugerah ilmuNYA yg Allah limpahkan kepada mereka. (tetapi tidak semua lho..).
Mereka terpesona dengan ilmu yg menerangi hati & akal mereka, sehingga cahaya ilmu tsb "menabiri" cahaya kedekatanNYA. Bahkan dng ilmu itu mereka banyak berdalih dan berdalil untuk menyerang orang2/golongan2 yg tidak sepaham dng mereka.Ada juga dng keterpesonaan mereka akan ilmunya mereka mencari dalil untuk menunda2 ibadah mereka, bahkan banyak yg menunda2 keberserahan diri mereka kepada Allah SWT.
Karena mereka senang melihat orang2 disekitarnya mengagumi dirinya, menghormati dirinya, selalu minta nasihat pd dirinya tapi hatinya lalai dari mengingat Allah.Adalagi dari para salikin terpesona dng wirid2 dan amalan thoriqohnya. Pada waktu wirid dan beramal mereka selalu memandang kalimat2 wirid tsb, selalu memandang amalan2 riyadoh mereka, hati mereka lalai mengingat YG DIZIKIRI dan YG DITUJU dari beramal riyadho tsb yaitu Allah SWT.Semoga Allah selalu menjaga hati kita dari berpaling kepada selainNYA termasuk amal dan ilmu kita.. amien
Ya memang ilmu itu adalah cahaya yg menerangi kegelapan, seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, itupun disebut mendapat cahaya.Tetapi banyak orang yg berilmu baik itu ilmu pengetahuan maupun ilmu agama justru malah terhijab dari Allah.Hati mereka lalai mengingat apalagi menyaksikan Allah dalam anugerah ilmuNYA yg Allah limpahkan kepada mereka. (tetapi tidak semua lho..).
Mereka terpesona dengan ilmu yg menerangi hati & akal mereka, sehingga cahaya ilmu tsb "menabiri" cahaya kedekatanNYA. Bahkan dng ilmu itu mereka banyak berdalih dan berdalil untuk menyerang orang2/golongan2 yg tidak sepaham dng mereka.Ada juga dng keterpesonaan mereka akan ilmunya mereka mencari dalil untuk menunda2 ibadah mereka, bahkan banyak yg menunda2 keberserahan diri mereka kepada Allah SWT.
Karena mereka senang melihat orang2 disekitarnya mengagumi dirinya, menghormati dirinya, selalu minta nasihat pd dirinya tapi hatinya lalai dari mengingat Allah.Adalagi dari para salikin terpesona dng wirid2 dan amalan thoriqohnya. Pada waktu wirid dan beramal mereka selalu memandang kalimat2 wirid tsb, selalu memandang amalan2 riyadoh mereka, hati mereka lalai mengingat YG DIZIKIRI dan YG DITUJU dari beramal riyadho tsb yaitu Allah SWT.Semoga Allah selalu menjaga hati kita dari berpaling kepada selainNYA termasuk amal dan ilmu kita.. amien
Langganan:
Postingan (Atom)